Bidikdotcom Calon Presiden Amerika Serikat Joe Biden semakin percaya diri dengan berbagai dukungan masyarakat Amerika dari berbagai elemen mulai dari komunitas milenial hingga lembaga-lembaga negara bahkan tak terkecuali mantan Presiden Barack Obama ikut dalam kampanye pemilihan presiden dengan menyatakan dukungannya kepada Joe Biden yang pernah mendampinginya sebagai wakil presiden.
Dalam pernyataannya lewat sosial media hari ini 31/10/2020 Biden memamerkan keunggulannya dari segi gagasan mendatangkan kesejahteraan bagi warga Pamansam itu. lewat rilisan salah satu lembaga analisis terkemuka di Amerika Serikat yakni Moody’s.
Baca Juga : Debat Akhir Pilpres Amerika Biden Ungguli Trump
Moody’s merupakan perusahaan induk dari Moody’s Investors Service (wikipedia) dimana menyediakan jasa analisis keuangan dari jasa usaha serta lembaga pemerintah untuk melaporkan sejauh mana perkembangan sebuah lembaga dalam meningkatkan pengaruhnya terhadap suatu keberhasilan secara finansial maupun upaya-upaya mendatangkan kesejahteraan dari lembaga bersangkutan atau negaranya.
Moody’s melaporkan bahwa calon Presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat itu unggul hampir tiga kali lipat dari program penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat Amerika jika ia terpilih menjadi Presiden. Disebutkan bahwa Trump selaku petahana menyediakan 7 juta lapangan kerja sedangkan Biden 18,6 juta lapangan kerja siap ia berikan bagi bangsanya.
Sontak saja membuat follower Biden menanggapi postingan calon presiden tersebut. ada sekitar 15 ribu komentar bertaburan dikolom komentar twitter Biden dengan kalimat berfariasi ada yang mengucapkan selamat, ada menanggapi biasa saja dan ada juga menanggapi pak biden harus waspada karena belum mewakili keseluruhan dari warga Amerika Serikat.
Tetapi lembaga analisis sekelas Moody’s sering menjadi ukuran dari berbagai survei disetiap proses pemilihan Presiden maupun kepala daerah lain di Amerika. selain cukup ankutable lembaga ini juga sudah berdiri cukup lama yakni tahun 1909 oleh pendirinya Jhon Moody dan memiliki pengalaman bisnis cukup dipercaya sepanjang sejara perjalanan karir mereka.
Sehingga pernyataan mereka langsung mendapat respon cukup signifikan baik dari kubu Biden sendiri maupun kubu petahana. tetapi bukan hanya penyediaan lapangan kerja saja menjadi ukuran dari para pemilih tetapi masih ada hal-hal menarik lain perlu disikapi yang mungkin tidak dimiliki Biden.
Hal menarik lain dari komentar para pendukung Biden adalah agar ini bukan hanya retorika dan janji semata saat kampanye tetapi dapat di aktakan setelah menjabat presiden nanti. Memang melihat kedua calon Presiden Amerika ini Joe Biden memiliki elektabilitas di atas 50% dari lawannya Donald Trunp.
Biden mendapat perhatian publik pada debat terakhir calon presiden pada Kamis 22 Oktober 2019 setelah memiliki keunggulan dalam pemaparkan program kerjanya dan mendapat perhatian khusus publik Amerika karena lebih memberi solusi ketimbang petahana memamerkan keberhasilannya.
Empat hari menuju pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 3 November 2020 mendatang Joe Biden memiliki kepercayaan diri untuk memenangkan perebutan kursi nomor satu warga Amerika itu. ini terlihat dari setiap postingan di sosial media mantan presiden ini mendapat respon hingga 15 ribu pendukung sedangkan Trump hanya berkisar di 8-10 ribu pendukung.
Donald Trump pun masih percaya diri bahwa ia akan memenangkan pemilihan Presiden kali ini dan tetap akan menjabat periode kedua sehingga ia tidak terpengaruh dengan berbagai dukungan publik vigur kepada lawan politiknya itu, meski demikian ia pun berharap kepada warga Amerika Serikat untuk dapat memberinya kesempatan dengan semua program akan ia lanjutkan.
Donald Trump selaku presiden Amerika Serikat mendapat sorotan warganya karena tidak mampu menekan angka penyebaran wabah virus corona yang melanda negaranya dan hari ini sudah tembus angka hampir 9 juta orang terjangkit virus tersebut.
Hal ini juga menjadi senjata Biden menyerangnya bahwa Trump belum bisa mengeluarkan Amerika dari tekanan virus corona. Saat terkonfirmasi covid-19 lalu Presiden Trump pun tidak terlihat seperti orang yang panik dan serius menghadapi wabah penyakit ini memang seharusnya demikian tetapi protokol kesehatan diterapkan pemerintahannya kurang diperhatikan Trump seperti beberapa kali tertangkap kamera ia tidak memakai masker.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat ini sudah berjalan sejak awal Oktober lalu dimana KPU setempat telah memberi kesempatan kepada warganya untuk memilih lewat kantor pos dari kotak suara yang diantar petugas pemilu. Alasan ini hanya kepada mencegah agar di pemilu serentak tidak terjadi klaster penyebaran baru dari wabah virus berbahaya ini.
Baca Juga : 3 Konten Populer Paling Dicari Orang Di Internet
Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan dilaksanakan pada 3 November 2020 atau waktu Indonesia pada Rabu 04 November 2020. Kita nantikan saja siapa akan memimpin Amerika Serikat lima tahun kedepan apakah tetap petahana Donald Trump ataukah sang penantang Joe Biden tunggu saja.(bdc)