Bidikdotcom Menjelang pemilihan umum Amerika Serikat pada 3 November 2020 atau tanggal 04 November waktu Indonesia calon Presiden Donald Trump (petahana) dan Joe Biden selaku penantang saling serang dalam debat final malam ini waktu Amerika atau pukul 09.00 wib pagi ini. Debat yang di ikuti bukan hanya seluruh publik USA tetapi seluruh dunia ikut ambil bagian dalam sesi debat terakhir calon Presiden Amerika tersebut.
Ada beberapa isu memanas di debatkan kedua calon orang nomor satu di negara adidaya itu pertama isu mengenai perubahan iklim (climed change) dan isu terbaru adalah wabah virus corona (covid-19). Biden selaku lawan politik Trump menyerang dengan mengangkat isu tentang kehidupan sosial kemanusiaan yang kurang di perhatikan oleh Donald Trump selama 4 tahun menjabat Presiden.
Baca Juga : Uni Emirat Arab Beri Nama Jalan Di Abu Dhabi Presiden Joko Widodo
Tetapi Trump mengelak dan membantah serangan politik Biden dengan mengatakan bahwa mantan wakil presiden zaman Barack Obama itu tidak tahu apa-apa tentang urusan dalam negeri Amerika sehingga tidak perlu mengambil simpati dengan ocehan tak bertanggung jawab.
Tetapi sekali lagi Joe Biden tetap menyerang Donald Trump dengan mengatakan bahwa ia tidak berhasil memimpin Amerika selama hampir 5 tahun ini. Menurut Biden seharusnya virus corona menjadi perencanaan matang dan penanganan maksimal Trump, sehingga tidak banyak orang Amerika menjadi korban bahkan menuju pada kematian akibat wabah berbahaya ini.
Bahkan Biden menyindir Trump dengan berkata ” Seorang presiden yang gagal menangani persoalan dalam negara dan menghadirkan banyak kematian setiap hari maka seseorang tersebut tidak pantas menjadi Presiden lagi” ungkap Biden
Pernyataan Biden ini membuat Donald Trump makin tersudut dan langsung menjadi trending topik hangat pemberitaan media-media setiap negara termasuk Indonesia bukan hanya di Amerika.
Bahkan singgungan Biden kepada Trump dengan mengangkat masker miliknya bak permainan catur membuat sang petahana di skak mati. Donald Trump di anggap gagal menangani wabah virus corona di Amerika Serikat menurut politikus dari partai Republik itu. jika ia menjadi Presiden (Biden) maka yang pertama akan ia lakukan adalah menekan angka kematian dari covid-19 dengan kampanye seluruh warga Amerika harus memakai masker.
Memang di akui wabah penyakit corona desease 19 yang melanda Amerika dari sudut pandang Trump tidak terlalu penting sehingga beberapa kali sang Presiden tertangkap kamera tidak memakai masker bahkan saat ia keluar rumah sakit lalu usai menjalani pemeriksaan dari tim medis kepresidenan di istanah negara saat menyapa warga dan awak media Trump tidak menggunakan masker.
Dari sudut pandang politik ekonomi serta sosial, Biden lebih di unggulkan ketimbang petahana Donald Trump terlihat dari sensitifitas Biden melihat fenomena terjadi bagi masyarakat kelas bawa dan ini kurang menjadi sorotan Trump dalam pemaparan program di debat akhir jelang pilpres 3 November mendatang.
Sehingga mengutip data sementara perolehan suara kedua calon Presiden tersebut dari poling media Amerika Serikat Joe Biden lebih di unggulkan dengan meraih 51.2% suara sedangkan Donald Trump mendapat poin 47.1%.
Ada yang menarik dari pemilihan Amerika Serikat tahun ini bahwa sudah di buka oleh KPU setempat sebulan lalu pemilihan melalui kantor pos dan ini mendapat respon tertinggi dari pemilu-pemilu presiden sebelumnya. Animo masyarakat Amerika naik hingga 60% dalam partisipasinya memberikan hak suara mereka untuk pemilu tahun 2020 (sumber:voa Indonesia di Amerika)
Meski Joe Biden meraih perolehan poin suara tertinggi sementara tetapi bukan berarti kemenangan sudah didepan mata sebab cara perhitungan suara di Amerika berbeda dengan negara-negara demokrasi lainnya termasuk di Indonesia.
Perhitungan suara dalam pemilihan Amerika menurut para pakar tata negara dari Indonesia termasuk yang paling aneh kenapa demikian karena kemenangan di hitung dari banyaknya suara di raih dalam satu wilayah semisal salah satu calon menang di California dengan contoh rincian : Trump meraih suara sebesar 57% sedangkan Biden 43% total kemenangan diraih Trump tanpa harus menghitung suara dari Biden dengan sekian persen tadi begitu sebaliknya.
Menurut pakar hukum pemilu luar negeri Bara Hasibuan mengatakan pada pemilu 2016 lalu sebetulnya yang menang pemilu adalah Hilarry Clinton tetapi karena cara perhitungan suara hanya mematok yang menang saja pada satu wilayah tertentu maka pasangan lain di anggap tidak memiliki suara lagi.
Meski begitu mantan politikus PAN ini optimis pemilu Amerika Serikat 3 November mendatang akan di menangkan Joe Biden dengan alasan program yang di tawarkan cukup rasional.
Calon Presiden Joe Biden mendapat dukungan dari mantan Presiden Amerika dua periode berturut-turut yakni Barack Obama. Siapa yang tidak tahu mantan orang nomor satu di Amerika ini dengan memiliki penggemar cukup signifikan baik dunia nyata maupun dunia maya.
Obama mengajak seluruh warga Amerika memilih Joe Biden karena memiliki dasar-dasar program yang memperhatikan hajat hidup orang banyak apalagi mereka berstatus disabilitas dan lanjut usia akan menjadi perhatian utama Biden agar tidak terus menerus terserang wabah virus corona.
Baca Juga : Menakar Suara Pemilih Milenial Pilkada Kota Bitung
Jika ditanya apa pengaruh Biden bila terpilih sebagai presiden Amerika terhadap perkembangan dan kemajuan ekonomi Indonesia. Para pakar ekonomi dari tanah air masih belum memberikan spekulasi tentang ini mereka lebih memantau sejauh mana pengaruh positif Biden terhadap ekonomi di Asia Tenggara seperti dikatakan Bara Hasibuan. (bdc)