Bidikdotcom Pleno KPU Bitung hari ini Kamis 24/9/2020 pukul 16.00 wita bertempat di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah Kota Bitung langsung di hadiri oleh ketiga pasangan yakni masing-masing Maxmilian Jonas Lomban-Marten Daniel Tumbelaka, Maurits Mantiri-Hengki Honandar, Victorine Lengkong-Gunawan Pontoh.
Acara pleno dimulai dengan pembacaan doa selanjutnya pembacaan peraturan kpu yang harus ditaati setiap pasangan yang akan maju dalam pilkada Kota Bitung 2020 sambil tetap menjalankan protokol kesehatan penanganan Corona Virus Desease (covid19).
Baca Juga : Maurits Mantiri Tuai Dukungan Dari Masyarakat Nusa Utara Dan Talaud.
Setelah tiba dalam pencabutan nomor urut calon dan pasangan untuk ikut pilkada 2020 pihak KPU mempersilahkan ketiga masing-masing pasangan calon mengambil nomor urut dalam sebuah wadah seperti bola dan nanti di beri aba-aba oleh KPU baru ketiga pasangan dapat menunjukannya kepada pihak KPU maupun kepada beberapa orang yang dipercayakan masuk dalam ruangan sebagai saksi.
Berikut nomor urut masin-masing pasangan calon :
1.Maxmilian Jonas Lomban-Marten Daniel Tumbelaka nomor urut 1
2.Victorine Lengkong-Gunawan Pontoh nomor urut 2
3.Maurits Mantiri-Hengki Honandar nomor urut 3
Dalam pencabutan nomor urut ini seperti telah diatur pencabutannya dan masing-masing telah memiliki nomor urut sebagaimana yang di inginkan. seperti pada pasangan calon Maxmilian Jonas Lomban dan Marten Daniel Tumbelaka yang telah menyiapkan poster kecil bernomor satu seakan-akan mereka akan mendapatkan angka nomor satu dalam penetapan nomor urut paslon dan faktanya seperti itu.
Sama halnya dengan pasangan Maurits Mantiri dan Hengki Honandar simpatisan berharap akan mengikuti jejak nomor urut dari calon gubernur yakni Olly Dondokambey dan Steven Kandow yang dua jam sebelumnya mendapatkan nomor urut 3 saat sidang pleno di KPU Provinsi Sulawesi Utara dan ternyata harapan itu terjawab.
Benar-benar satu paket dari Gubernur hingga Walikota dengan nomor urut 3 identik dengan simbol metal yang selama ini di gaung-gaungkan oleh para pendukung banteng bermoncong putih itu.
Secara hukum supremasi kompetisi pilkada lewat pencabutan dan penetapan nomor urut pasangan calon telah disahkan KPU dan selanjutnya para kompetitor akan memainkan perannya untuk mejalankan amanat undang-undang namun juga amanat protokol kesehatan menjadi agenda utama.
Merupakan sesuatu yang cukup serba salah melaksanakan kampanye pilkada ditengah bangsa dan negara sementara menghadapi wabah penyakit berbahaya yaitu virus corona. sehingga ini sedikit akan mempersempit ruang gerak para kandidat untuk menyampaikan visi serta misinya biasanya didepan masa yang cukup banyak.
Belum lagi kampanye secara virtual di ijinkan untuk dilakukan dalam rangka menekan kerumunan banyak orang agar tidak terjadi klaster baru dari kegiatan kampanye terbuka nanti jika itu ada.
Yang akan menjadi permasalahan jika konsep kampanye virtual dilaksanakan maka belum tentu akan menjangkau masa atau publik secara menyeluruh mendengar kampanye via live streaming tersebut, sebab tidak semua masyarakat Kota Bitung memiliki gadget standar untuk sebuah video streaming.
Belum ditambah dengan kelurahan-kelurahan yang hingga hari ini di belum terjangkau dengan internet memadai. sebut saja Kelurahan Lirang, Pancurang, Batu Woka, Posokan, Doorbolaang, serta Moto yang pasti tidak bisa menjangkau secara penuh acara virtual ini.
Apapun konsep kampanyenya yang paling utama tidak akan menciptakan penularan covid19 sehingga protokol kesehatan menjadi pilar utama untuk mencegah terjadi klaster baru. memakai masker dan menjaga jarak serta mencuci tangan adalah kebutuhan terdepan saat beraktifitas kampanye di tengah pandemi ini.
Para simpatisan pun perlu untuk saling melindungi satu dengan lainnya termasuk lawan politik di masa-masa kampanye pilkada sehingga bukan hanya pilkadanya yang sukses namun keselamatan masyarakat juga dapat dijaga dan tetaplah memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Baca Juga : Duel Petahana Pilkada Bitung Ibarat Atmosfir El Clasico
Kini para calon dan pasangannya telah siap berkompetisi maka dengan itu hindarilah kampanye hitam, sogok-menyogok, menghujat dan saling menjatuhkan dengan melihat masa lalu kelam para kompetitor lain namun berkompetisilah dengan gentle secara manusiawi yang penuh kasih dan damain (bdc).