Daerah  

Wisata Mangrove Kelurahan Pintukota Tinggal Kenangan

Kondisi Mangrove di Kelurahan Pintukota yang sudah tak terawat gambar
ini di ambil pada 5/2/2020 oleb bidikdot.com

Bidikdot.com – Lembeh Wisata Mangrove saat ini masih menjadi trending bagi para pelancong yang senang dengan mengeksplor tempat-tempat yang bernuansa pantai termasuk hutan bakau mangrove yang memiliki keindahan alami yang menakjubkan selain hutan bakaunya yang hijau mangroof juga menyimpan berbagai epidemik bermacam-macam burung yang tinggal di dalamnya.

Itulah sebabnya hutan bakau hijau ini menjadi sala satu penopang kehidupan bagi binatang berjenis unggas yang tinggal di dalamnya. di Pulau Lembeh ada dua tempat pengembangan wisata berbasis hutan mangrove yang pertama yaitu di Kelurahan Pasir Panjang dan Kelurahan Pintukota. dan masih menjadi tempat primadona bagi yang berkunjung ke pulau  ini.

Baca Juga : Penyeberangan Ruko Lembeh Tak Beroperasi Warga Pertanyakan

Namun pengelolaan yang kurang baik dan tidak terarah secara berjenjang untuk dapat bertahan pada waktu yang lama menjadi kendala terhadap sala satu tempat wisata mangrove Pulau Lembeh yang berada di Kelurahan Pintukota.

Mangrove di Kelurahan Pintukota di bangun pada tahun 2015 lalu dengan bantuan dari sala satu lembaga pemerhati hutan mangrove dunia dan mulai beroperasi pada tahun 2016. antusias pengunjung bukan hanya dari sekitaran Kota Bitung namun pengunjung yang datang dari luar sulawesi utara pun terkagum saat mampir di mangrove Kelurahan Pintukota ini.

Tetapi sangat di sayangkan saat ini mangrove Pintukota tinggal menjadi cerita untuk di kenang sebab jembatan-jembatan penyeberangan yang menghubungkan kebeberapa gasebo sudah rusak dan terputus bahkan kondisinya terlihat sudah rusak total.memang masih terlihat beberapa bangunan gasebo yang berdiri tetapi tidak bisa menampung pengunjung untuk naik.

Penyangga tiang kayu dari jembatan hanyalah kayu dari batang kelapa yang  dapat bertahan pada durasi setahun saja. 2017 kayu-kayu penyangga sudah lapuk dan  satu demi satu tiangnya patah dan mengakibatkan gasebo yang ada di depan ambruk dan tenggelam.

Tidak ada yang dapat bertanggung jawab dari kerusakan tersebut sebab para pengola yang bertanggung jawab hanya dapat berharap bantuan dari pemerintah lewat kucuran dana namun sampai hari ini belum ada suntikan dana untuk dapat merenovasi kembali wisata mangrove tersebut.

Pada akhir tahun 2019 lalu kelompok kerja pengola hutan mangrove di Pintukota mendapat bantuan untuk renovasi lewat pemancangan tiang beton sepanjang 20 meter untuk mengganti tiang kayu yang sudah busuk. tetapi itu belum cukup untuk membuat area wisata tersebut seperti sebelumnya menurut bapak Edison dana yang di perlukan untuk tiang beton sangat lumayan besar.

Kondisi wisata mangrove Kelurahan Pintukota tahun 2016  yang masih terawat 
Photo fb : Syane Daly

Wisata hutan mangrove dapat menggerakan roda ekonomi masyarakat setempat karena hadirnya para pengunjung yang membutuhkan jajanan saat mereka merasa lapar.namun kini masyarakat di Pintukota hanya pasrah siapa yang akan melihat sala satu pemberi kesejahteraan itu.

Berbeda dengan wisata mangrove di Kelurahan Pasir Panjang yang sampai hari ini masih eksis dengan kondisi terbaiknya dan menjadi tempat favorit bagi para traveling menghabiskan waktu akhir pekannya.

Baca Juga : Walikota Bitung Bagikan Sertifikat Tanah Masyarakat Lembeh

Saat ini ada satu tempat pengembangan wisata mangrove yang baru yaitu yang ada di Kelurahan Lirang yang berhasil mencuri perhatian para traveling lokal. wisata mngrove di Pintukota lewat para pengelolahnya hanya berharap akan ada bantuan dari pihak terkait terhadap pengembangan wisata di kelurahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *