Bidikdot Sport Liga 1 berulah lagi saat pertemuan Persela Lamongan berhadapan dengan Borneo FC. pertandingan yang mencerminkan sikap tidak terpuji dari tim tuan rumah maupun para suporter mencoreng nilai sportifitas antar sesama atlet bahkan lebih dari itu negara terbawah dengan
naluri brutal para pemain maupun suporter.
Peristiwa pengeroyokan dan mencoba melakukan pemukulan terhadap wasit terus terjadi di sepak bola Indonesia sangat krusial memang bagi penikmat sepak bola indah untuk mendapatkan sajian menghibur yang berkualitas dari sepak bola modern yang saat ini terus dikembangkan oleh federasi sepak bola Indonesia.
Baca Juga : Patung Ibrahimovic di Robohkan Oleh Para Suporter
Belum lagi sederat kasus pembunuhan antar suporter terus menghiasi olahraga kekeluargaan ini.Indonesia tidak dapat membangun sepak bola berprestasi jika gelagat para pemain maupun suporter tidak mampu menahan tindakan yang merugikan banyak orang.
Keputusan wasit saat memimpin pertandingan antara tuan rumah Persela yang menjamu tamunya Borneo FC di anggap tidak wajar oleh para pemain padahal wasit sudah mengeksekusi keputusannya sesuai dengan apa yang diberikannya kepada kedua pemain yaitu kartua merah.
Perdebatan kiper Persela Dwi Kuswanto dengan menanduk pemain gelandang Borneo FC Wahyudi Hamisi berbuntut keduanya mendapat kartu merah.
dikutip dari halaman www.goal.com wasit Wawan Rapiko asal Riau melanjutkan keputusannya dengan menunjuk titik putih untuk Borneo FC.
Saat kemenangan sudah di depan mata dengan skor 2-1 untuk Persela maka Borneo FC berhasil menyamakan kedudukan di sisa waktu babak kedua dari titik putih dan skor menjadi 2-2.
Inilah yang kemudian menjadi pemicu para pemain Persela Lamongan melakukan kritik terhadap wasit yang memberi kotak finalti untuk lawan.
Melihat pertengkaran antara para pemain Persela Lamongan dengan wasit maka para suporter pun ikut turun dari kursi stadion dan sebagian langsung mengejar sang wasit bahkan terlihat dari tayangan video tim goal tendangan seorang suporter mengenai tubuh sang wasit.bahkan tidak ada pengawalan
dari pihak berwajib terhadap keselamatan seoarang Wawan Rapiko.
Baca Juga : Messi Boleh Tinggalkan Camp Nou Tanpa Embel-Embel
Para pemain Indonesia memang sulit untuk menerima kenyataan dari kekalahan di era modern sepak bola kuno dari hukum rimba kerap dipertontonkan sekalipun sudah ada di jaman modern.
Jika hal ini terus mewarnai sepak bola Indonesia maka sampai kapanpun kualitas persepak bolaan Indonesia sulit untuk maju walaupun di kemas dengan berbagai cara.sulit melahirkan atlet sepak bola yang mendunia bahkan hadir sebagai tim disegani di Asia kayaknya sangat jauh.