Bidikdot.com Dalam keseriusan penanganan wabah Covid-19 oleh Pemerintah Sulawesi Utara Gubernur Olly Dondokambey mendapat kritikan bahkan penolakan seandainya akan maju sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara di Pilkada serentak tahun 2020. namun kritikan dan penolakan ini muncul setelah partai politik pengusung pada Pilkada lalu yaitu PDI Perjuangan mencalonkan lagi pasangan Olly Dondokambey dan Steven Kandow dalam Pilkada serentak tahun 2020.
Informasi penolakan ini ramai dibicarakan dalam sebuah group daring sosial media pada kemarin Minggu 19/4/2020. salasatu warga net anggota group daring sosmed memposting tentang soal keterlibatan Gubernur Olly sebagai seorang koruptor. tidak di jelaskan secara rinci korupsi apa yang melibatkan orang penting partai banteng merah itu.
Baca Juga : Perkembangan Penanganan Covid-19 Di Sulawesi Utara
Namun rincian komentar dari para netizen pro dan kontra tertujuh pada kasus e-KTP enam tahun silam yang menyeret para politisi partai besar seperti Demokrat dan Golkar. Olly dianggap terlibat dalam kasus project besar pengadaan kartu tanda penduduk elktronik (E-ktp).
Dari cuitan para nestizen menanggapi postingan dari seorang anggota group terlihat bahwa kepentingan untuk mendeskreditkan seseorang apalagi berkenan dengan orang tersebut mencalonkan diri untuk maju di pemilihan kepala daerah 2020 mendatang meski penjadwalannya di mundur.
Olly Dondokambey dan Steven Kandow memang adalah kandidat tunggal PDI Perjuangan untuk maju bertarung di Pemilihan Kepala Daerah serentak 2020 khususnya Sulawesi Utara. dari memimpin pemerintahan di Sulut hampir 5 tahun ini ODSK mendapat apresiasi dari kalangan masyarakat apalagi masyarakat golongan menegah kebawa atas program-programnya yang pro-rakyat
Secara otomatis pemberian kepercayaan masyarakat kepada kedua hamba Tuhan ini secara tidak langsung menaikan elektabilitas/kepopuleran mereka sebagai pemimpin benar-benar amanah. namun sebagian orang menganggap kebaikan amanah diberi olek ODSK merupakan sesuatu yang harus dibayar mahal dalam kepentingan pribadi.
Komentar miring atau tanggapan negatif terhadap calon yang ikut pada pemilihan kepala daerah akan berakibat fatal bagi yang mencalonkan terhadap kepopuleran baiknya dimana bersangkutan dengan susah payah membangunnya dan pada akhirnya dirusakan oleh tabiat jahat menjelang pemilu serentak. sebab publik merasa akan ada pegangan mana calon memipin layak mereka percayakan.
Menanggapi postingan miring dari netizen dalam group media sosial itu, barisan pengusung ODSK tidak akan berpengaruh mereka yakin ODSK sudah mendapat tempat ditengah masyarakat Sulawesi Utara dan akan memenangkan Pilkada Gubernur Sulut 2020 Desember mendatang.
Memang diakui segalah cara dapat dihalalkan demi tercapainya tujuan kedudukan termasuk membuli bahkan tak lazim terjadi persekusi diantara pendukung. tetapi sangat disayangkan situasi daerah yang perlu kesinergisan bersama untuk memutus mata rantai Covid-19 dari penyebarannya dipakai orang-orang tertentu untuk membuat suasana tak nyaman dengan mencoba penerapan politik praktis.
Baca Juga : Pemilu 2020 Di Tunda! Berikut 3 Opsi KPU
Tetapi pada kesimpulannya warga sulutlah akan menilai mana pemimpin layak memimpin daerah dan mana tidak layak sebab publik akan memilih mereka yang telah bekerja dengan hati tulus ketimbang koar-koar membangun opini penuh bayang-bayang tanpa kejelasan semoga pemilukada 2020 di Sulawesi Utara tidak dibumbuhi dengan saling menghujat dan saling mencaci.