Bidikdot.com Sampah adalah persoalan klasik yang sampai hari ini masih menjadi sorotan publik terhadap cara kelolah khususnya dari sisa pembuangan rumah tangga. Beberapa kebijakan pemerintah terhadap pengurangan sampah apalagi sampah plastik masih belum mendapat tempat terhadap kesadaran masyarakat.
Daur ulang sampah dan mengurangi pemakaian air mineral maupun soft drink dalam kemasan plastik dan di ganti dengan menggunakan Tumbler terkesan hanya sebuah kampanye sesaat untuk terlihat menurut dari kebijakan di terbikan tanpa harus serius melaksanakan kebijakan itu.
Baca Juga : Pemkot Bitung Tetapkan Status Isolasi Wilayah Mulai 3 April 2020
Namun faktanya masih saja terlihat pembuangan-pembuangan sampah liar terjadi di mana-mana. Bidikan kami kali ini menyoroti 2 area pembuangan sampah liar di Pulau Lembeh yaitu yang ada di kelurahan Mawali dan Kelurahan Kelapa Dua.
Kedua area pembuangan sampah ini masing-masing tertuju ke bibir pantai dan jika air hujan menghanyutkan dan di jemput dengan air pasang maka lautlah akan menampungnya notabenenya adalah sala satu sumber penghidupan dari masyarakat lembeh itu sendiri
Memang di akui transport “pengangkutan sampah” sering menjadi kendala membuat menumpuknya sampah di dalam rumah dan solusinya di buang di TPA liar.
Meski terkendala dengan transport pengankut sampah paling tidak setiap warga memiliki kebijakan dan solusi darurat bila belum ada transport pengankut sampah. Sebab Pulau Lembeh adalah amunisi baru bagi Pemerintah Kota Bitung terhadap pengembangan area wisata.
Selat Lembeh memiliki spot diving luar biasa setelah Bunaken untuk kategori Sulawesi Utara apalagi di tambah resort di sekitar perkampungan yang menyediakan jasa penginapan dan penyelaman (diving)
Belum lagi para turis ingin menikmati pemandangan unik setiap perkampungan dan harus lewat di jalan umum dan akhirnya mereka ikut menikmati kotornya perkampungan dengan sampah berjejeran. jelas ini merugikan trafik pariwisata daerah yang di kenal dengan monumen trikora serta patung Yesus tersebut
Himbauan Pemerintah Kota Bitung akan kesadaran warganya dari pengelolaan sampah perlu di tindak lanjuti secara serius oleh seluruh masyarakat bukan mala memberi nilai terkesan cuek. Perlu di ingat ada sebagian masyarakat menggantungkan hidupnya dengan pencaharian di laut selat lembeh.
Begitu juga dengan para pemakai jasa kendaraan roda dua maupun empat bila memakan cemilan atau minuman ringan berkafer plastik jangan di buang di pinggir jalan di mana anda akan lewat tetapi bawalah pulang kerumah dan taruhlah di tempat sampah yang sudah di siapkan.
Minimnya kesadaran kita masyarakat lembeh akan sampah, maka hal buruknya pun akan di rasakan oleh orang lain bukan hanya kita sendiri termasuk para tamu dari luar Pulau Lembeh bahkan para turis mancanegara. Mari sama-sama kita sadar sampah sebagai sala satu upaya membangun negeri dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Ketegasan Pemerintah Kelurahan dan kesadaran masyarakatnya akan mengsinergikan setiap harapan mewujudkan ekonomi rakyat. sebab domain untuk menjadikan sebuah daerah atau perkampungan (village) sebagai area wisata (desa wisata) harus bebas sampah.
Baca Juga : 5 Wisata Unggulan Pulau Lembeh Patut Anda Eksplor
Kini itu telah menjadi bagian dari Pulau Lembeh 15 tahun lalu kita tidak pernah berpikir kalau ada orang bule atau turis mancanegara datang melihat kampung kita atau berkunjung ke tempat lain di Pulau ini.