Bidikdot.com Kebijakan Pemerintah untuk tetap tinggal dirumah adalah salasatu alternatif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 selain gerakan memakai APD dan cuci tangan pakai sabun. kemudian hal lain seperti isolasi wilayah, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di daerah-daerah telah di kategori sebagai zona merah dari penyebaran wabah corona tentu akan membuat seseorang kelinglungan bila tidak memiliki perencanaan apa hendak di lakukan meski beraktifitas didalam rumah.
Masyarakat diminta untuk tidak kemana-mana kecuali sesuatu bersifat urgen mengharuskan keluar rumah selebihnya tidak diperbolehlan. hal seperti inilah kadang membuat masyarakat sering bosan bahkan ada yang sampai depresi karena memikirkan apa semestinya harus dilakukan.
Baca Juga : Hati-hati Kelolah Dana Covid-19 Pemkot Bitung Boyong KPK
Bagi mereka sering membuat konten kreatif bersama keluarga tentu tidak masalah untuk menciptakan nuansa hangat setiap harinya. namun bagi warga yang sulit membuat hal-hal bersifat kreatif atau membuat dirinya sibuk beraktifitas meski sifatnya ringan dan santai akan terasa membosankan dan terasa ingin memberontak. inilah fenomena-fenomena klasik dimasa pandemi Covid-19 yang tidak bisa dihindari.
Tetapi bagi kita tetap di tuntut keproaktifan supaya tidak ada persoalan tambahan dalam menghadapi wabah virus dan sebisa mungkin membuat suasana sejuk dalam keluarga sehingga tidak ada kata depresi dan lain-lain.
Dari alasan seperti inilah kemudian menjadi pilihan bagi masyarakat di Pulau Lembeh untuk mengolah lahannya menjadi perkebunan yang selama ini dibiarkan. warga lembeh sejak sebulan lalu membuka lahan perkebunannya untuk bercocok tanam. sejak kebijakan Pemerintah untuk tidak keluar rumah dimanfaatkan oleh sebagian warga didua kecamatan lembeh utara dan lembeh selatan memilih tinggal di kebun untuk bertani ketimbang tinggal didalam rumah tanpa ada aktifitas.
Menyikapi juga penyampaian Pemerintah untuk menggunakan pekarangan untuk di pakai menanam tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari agar dapat mengkofer jika pandemi global ini akan berlangsung beberapa bulan kedepan.
Kemudian sebagian warga sebelumnya bekerja di perusahaan swasta namun karena dirumahkan bahkan ada yang sudah di PHK memilih jalan untuk bertani. para warga yang bertani ini serta merta melawan apa menjadi kebijakan Pemerintah tapi mereka memilih tidak kemana-mana tapi tinggal di kebun sambil bercocok tanam.
Pemahaman masyarakat Lembeh untuk tidak kemana-mana dirumah saja adalah dari Lembeh ke Kota Bitung itu dipahami sehingga tinggal dirumah adalah sesuatu membosankan dan tidak ada penghasilan tambahan untuk kebutuhan sehari-hari.
Para warga Lembeh ini telah membuat pemukiman di kebun mereka layaknya seperti tempat tinggal biasanya dikampung. dari perjalananan telusur kami melintasi jalan lingkar kebanyakan telah tinggal di kebun adalah kelurahan Mawali dan Pintukota disusul Kelurahan Papusungan, Gunungwoka.
Terpantau dari apa yang telah dilakukan oleh warga Lembeh tersebut sebagian telah memanen hasil kebunnya seperti Cabe, Jagung, Tomat, Kacang Tanah dan tanaman umbi-umbian.memang sebelumnya mereka telah berkebun tetapi karena pandemi ini mereka memilih tinggal dikebun sambil merawat tanaman telah mereka tanam sebelumnya.
Ide-ide menanam bahan makanan dan rempah-rempah di pekarangan sendiri di contohkan juga oleh setiap Pemerintah Kelurahan di Kecamatan Lembeh Utara dan Selatan. seperti yang digagas oleh Pemerintah Kelurahan Pintukota untuk menanam bahan makanan dan rempah-rempah agar tidak akan mendapat kesulitan bila masa tanggap darurat Covid-19 diperpanjang.
Pemerintah Kelurahan Pintukota dipimpin langsung oleh Kepala Kelurahan Anitje Makapuas membersihkan lokasi yang akan menjadi tempat perkebunan Kelurahan Pintukota, bersama dengan kepala lingkungan dan ketua rt serta para tekon, Lurah Anitje memimpin mebersihkan lokasi untuk menanam bahan makanan dan rempah di Rarandam pada Jumat 1/5/2020.
Baca Juga : Sosial Distensing Cara Baru “Mengurangi” Pengeluaran Liar
Tindakan ini mendapat apresiasi dari masyarakat atas contoh diberikan oleh Pemerintah.meskipun sebagian warga telah menanam terlebih dahulu namun ini juga mendapat perhatian warga lain yang memiliki lahan tapi belum digunakan. kita belum tahu sampai kapan pandemi ini berakhir namun bila kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin maka kita juga dapat memberi pengaruh besar terhadap ketahanan pangan ditengah pandemi wabah virus meski nilainya kecil.