Bidikdotcom Pelaku usaha di Kota Bitung beberapa waktu lalu sempat down saat awal penetapan pembatasan aktifitas oleh Pemerintah pada Maret 2020 lalu karena penyebaran virus corona yang cukup cepat di beberapa daerah tanah air yang akhirnya merembet ke Sulawesi Utara bahkan Kota Bitung secara khusus tidak terhindar dari wabah penyakit berbahaya ini.
Para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pun hampir pasrah menerima kenyataan saat pemberlakuan pembatasan aktifitas di luar rumah yang hampir empat bulan tidak mendapatkan income.
Baca Juga : Hati-hati Kelolah Dana Covid-19 Pemkot Bitung Boyong KPK
Bukan hanya itu para pekerja yang mengandalkan hasil dari mobilisasi atau pergerakan masyarakat seperti buruh pelabuhan, sopir mikro, taxi laut, ojek dan lainnya harus juga angkat koper untuk “on stay” di rumah.
Kini masyarakat Kota Bitung dapat kembali bernafas lega setelah Pemerintah membuka secara menyeluruh aktifitas warga dan bisa bekerja di luar rumah bagi para pekerja yang membutuhkan mobilisasi publik untuk mendapatkan penghasilan setelah pemberlakuan new normal.
Perputaran ekonomi masyarakat Kota Bitung tidak terlihat seperti daerah-daerah lain di tanah air yang mendapat masalah serius akibat penyebaran virus corona dan harus benar-benar secara moral memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Pemerintah setempat.
Dari pengamatan saya selama pemberlakuan pembatasan aktifitas di luar rumah oleh Pemerintah Kota Bitung hampir empat bulan penuh tidak terjadi perubahan signifikan berlebihan terhadap pelaku usaha khususnya yang menyediakan bahan-bahan sembako dan sayur mayur.
Pada bulan April 2020 lalu di Pasar Winenet dan Pasar Girian terlihat para penjualnya masih seperti sebelum pembatasan aktifitas meskipun sesekali kurang pengujungnya. tetapi memasuki akhir pekan para warga masyarakat sangat banyak berkunjung di kedua lokasi pasar yang menjadi ikon masyarakat Bitung.
Namun di sayangkan para pengunjung pasar maupun para penjual kurang dan terkesan mengabaikan protokol kesehatan untuk memakai masker atau sejenisnya seperti face shield. sehingga kedua pasar ini rentan menciptakan klaster baru dari penyebaran wabah penyakit.
Terlihat roda ekonomi masyarakat Kota Bitung masih pada batas normal dan masih bisa di andalkan untuk menghindari krisis kurangnya ketersediaan bahan makanan. hanya saja perlu pengaturan yang lebih bijak lagi oleh Pemerintah daerah sehingga rambu-rambu peringatan tentang penyebaran virus dapat di berlakukan bauk oleh pengunjung maupun para penjual.
Saya sempat mewawancarai seorang ibu pengunjung yang tidak memakai masker di pasar winenet “kenapa tidak pakai masker ibu” kata si ibu “lupa” dan sedikit cuek ini mencerminkan ketidak sadaran dan ketidak ingin tahuan dari masyarakat sejauh mana bahaya yang di timbulkan jika manusia terinveksi virus berbahaya itu.
Jadi semestinya perlu sosialisasi oleh seluruh elemen masyarakat Kota Bitung bukan hanya menjadi tugas dan wewenang dari Pemerintah saja sehingga pusat perbelanjaan seperti pasar dan pertokoan sebagai aktifitas ekonomi masyarakat tidak menciptakan klaster penyebaran.
Dari ABDP telah di pangkas untuk membantu kebutuhan masyarakat dan membantu pengadaan peralatan kesehatan untuk Puskesmas dan Rumah Sakit. sedangkan dan lain di bijaksanai Pemerintah adalah Dana Desa sehingga masyarakat Kota Bitung belum berstatus darurat ekonomi
Baca Juga : Entrepreneur Digital Sambangi Dunia Milenial
Walaupun masih perlu di cari jalan keluar oleh Pemerintah atas gelombang PHK dari beberapa perusahaan yang di berlakukan secara beruntun sejak bulan Maret lalu kepada para pekerjanya hingga hari ini masih menjadi pengangguran.(dy)