Bidikdotcom Kehidupan yang tentram, damai serta sejahtera lahir batin menjadi impian setiap insan manusia kalah seseorang memulai kehidupan barunya setelah melepas masa lajang dari bujangan dan hendak membina rumah tangga dari pernikahan yang di ikrar bersama pasangan hidup.
Meski kadang kebanyakan dari orang telah menikah, sering melihat euforia dalam pernikahan bukan proses sebelum dan sesudah pernikahan tersebut.
Inilah kemudian menjadikan kebanyakan perkawinan modern kandas ditengah jalan bahkan ada yang usia perkawinan baru seumur jagung tapi karena ini dan itu akhirnya pisah. Padahal bila ditelusuri lebih dalam bukan persoalan krusial yang terjadi hanya hal-hal sepele seharusnya bisa diberi solusi oleh bersangkutan baik dia berstatus suami maupun istri.
Baca Juga : 7 Tips Mengolah Keuangan Bertahan Di Tengan Pandemi Covid-19
Memang ketidak cocokan dalam berumah tangga sering menjadi alasan-alasan tertentu pemicu seseorang untuk tidak mempertahankan bahtera rumah tangganya meskipun masih ada harapan memperbaiki kesalahan maupun kekeliruan dibuat oleh mereka.
Harus menjadi perhatian dan kewaspadaan saat seseorang bersama pasangannya mempersiapkan perkawinan, dan harus di hindari jalinan suci ini hanya dipandang dari sudut kesenangan saja atau euforia, keramaian sebuah resepsi dan lainnya
sebabnya bila perkawinan hanya dipandang dari hal-hal seperti tadi maka irkrar kesucian janji suci kepada Tuhan maupun kepada manusia menjadi saksi dari sifat religius bahwa manusia bukan lagi dua tetapi satu kemungkinan akan di lupakan.
Hidup berumah tangga tidak perlu repot menjalaninya dan tidak perlu berlebihan memikirkannya hal-hal sederhana pun cukup membuat kehidupan perkawinan bersama pasangan bahagia bila masing-masing punya komitmen dalam kebersamaan.
4 hal sederhana berikut dapat menjadi tolok ukur bagi mereka baru akan memulai proses perkawinan bersama pasangan tercinta walaupun ini kembali kepada yang menjalaninya :
1. Pikiran Tenang
Pasangan suami istri baru saja menikah perlu menerapkan ketenangan dalam berfikir terhadap perencanaan kehidupan rumah tangganya kedepan sebab bila pikiran dalam berumah tangga tersebut tidak tenang maka segalah sesuatu yang direncanakan kemungkinan akan tidak jalan sebagaimana diharapkan tetapi sebaliknya bila pikiran tenang pasti semuanya nyaman.
Pengertian dari pikiran tenang ini bukan merujuk kepada aktifitas yang jalan di tempat atau diam saja apalagi kalau dia seorang suami. pasangan suami istri setelah menikah tentu perlu langkah-langkah aktif agar apa dibutuhkan keluarga bisa tercapai.
Mulai dari tenang memikirkan pinjaman (utang) saat mempersiapkan proses perkawinan (bila itu ada) , membayar kontrakan dan lain-lain apalagi di tengah pandemi saat ini, bahkan belum terbukanya lapangan pekerjaan bila dihubungkan dengan beberapa hal tadi bisa saja membuat pasangan keluarga baru berumah tangga ini tidak akan tenang.
2. Hati Senang
Setelah ketenangan berhasil diterapkan oleh pasangan suami istri rumah tangga baru menikah maka selanjutnya perlu dilakukan adalah hati “selalu senang” artinya segalah sesuatu dibuat enjoy aja mulai dari aktifitas dalam rumah hingga diluar rumah. Bahkan dalam kebutuhan sehari-hari pun misalnya ada yang tidak sesuai dengan apa kita inginkan hati kita tetap senang.
Sebab bila hati selalu senang rasa apapun itu dianggap hal istimewah misalnya disuruh beli nasi goreng oleh suami atau istri tapi datangnya bakso atau nasi ayam. Memang kadang ada hal-hal yang tidak membuat seseorang pada mutnya sehingga meski hatinya senang pasti pada waktu tertentu akan berbeda dengan biasanya ia jalani.
Namun bila seseorang terganggu kesenangannya pada dasarnya adalah alamiah dan bisa terjadi pada siapapun itu tinggal ia menilai dari sudut pandang apa hal tersebut mengganggunya. Tetapi seperti tertulis dalam kitab suci umat Nasrani bahwa
“Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” dan ini perlu bagi mereka yang baru menikah untuk segalah sesuatu menjalaninya selalu enjoy saja.
3. Perut Kenyang
Poin ketiga ini sering menjadi perdebatan bagi pasangan suami istri yang baru menikah bila yang dibutuhkan tidak terpenuhi seperti punya rumah baru, motor baru, mobil dan seluruh yang menyangkut kebutuhan ekonomi keluarga.
Dan ini sering di hubung-hubungkan dengan soal pekerjaan atau usaha pas-pasan dari sang suami bila punya pekerjaan atau sebaliknya.
Tetapi bila semua dibutuhkan terpenuhi rumah tangga baru menikah maka kehiduapan sosialnya pasti berujung pada kebahagian meskipun menurut banyak orang mendapatkan kebahagian tidak diukur dari sukses dan kayanya seseorang dengan harta yang banyak,
tetapi jaman modern ini fakta mengatakan bahwa kebahagian didapat jika memiliki kemewahan lahiriah.
Tentu akan semakin membuat pasangan rumah tangga baru langgeng hingga maut memisahkan sering diukur dengan kemapanan pasangan yang memiliki pekerjaan serta simpanan dalam bentuk asuransi dimasa tua dan kelak dinikmati keluarga besarnya.
Ada baiknya dan tetap menjadi relevansi hingga hari ini petuah para orang tua bahwa bila anda suatu kelak akan menikah dan biasanya sasaran ini di alamatkan kepada kaum adam dimana bila mengambil seorang wanita menjadi pendamping hidup harus punya pekerjaan tetap dan memiliki simpanan dihari depan bahkan jika perlu bisa sedini mungkin menyiapkan rumah tinggal pribadi.
4. Keturunan Menang
Poin ke empat ini menjadi hal penting dalam hidup berumah tangga yang baru menikah sebab orang mempresentasikan bahwa tujuan dari pernikahan harus punya keturunan.
Tetapi juga ada pasangan suami istri sudah bertahun-tahun belum mendapat keturunan atau anak namun ada yang baru saja menikah sudah punya keturunan.
Keturunan atau buah dari pernikahan sering juga menjadi alasan retaknya kehidupan berumah tangga karena ada yang tidak memiliki anak akhirnya meninggalkan istri ataupun suaminya.
Padahal bila ketiga poin diatas dijalankan dengan baik maka alasan-alasan apapun dalam hidup berumah tangga pasti akan teratasi karena kembali kepada bersangkutan menjalaninya.
Kenapa keturunan atau anak kita dikatakan “menang” karena keuletan yang diciptakan oleh orang tua lewat aplikasi 3 poin diatas adalah cukup baik dan mendekati sempurnah sehingga kelak mereka akan berhasil sebagai anak diharapkan orang tua atau bisa saja mewarisi apa yang telah dibangun mama papanya saat menjalani bahtera rumah tangga.
Tentu sebagai orang tua tidak menghendaki anak-anak atau keturunan selanjutnya menderita dari segi ekonomi tetapi bisa menikmati dengan segalah ukuran yang sudah diperoleh orang tuanya meskipun hal ini relatif saja.
Namun ada hal paling utama perlu di terapkan sebagai orang tua saat menjadi keluarga yakni membangun moral atau akhlak anak-anak itu jauh lebih penting dari mewarisi kekayaan harta dunia yang fana.
Baca Juga : Cara Menikmati Waktu Bersama Keluarga Saat Di Rumah Menurut WHO
Catatan ini saya kumpulkan saat beberapa kali menghadiri pesta perkawinan di kampung saya dan sering disampaikan oleh para orang tua sebagai petuah kepada mereka yang baru menikah materi-materi seperti yang saya uraikan ini.