Tips  

Budaya Pemborosan di Hari Natal Dan Tahun Baru Serta Solusi Mengatasinya

 

Bidikdotcom Setiap datangnya bulan perayaan hari raya keagamaan pasti tidak lepas dengan namanya pengeluaran (finnance out) dimana seseorang ataupun anggota keluarga mempersiapkan segalah sesuatu berhubungan dengan  lahiriah. Khususnya di bulan Desember ini umat Kristiani diseluruh pelosok negeri akan merayakan hari natal dan tahun baru.

Tidak lazim memang dalam perayaan-perayaan seperti ini segalah bentuk persiapan jasmani menjadi prioritas untuk menyuguhkan kepada mereka baik itu keluarga sendiri maupun kerabat kerja dan warga sekitar yang datang berkunjung untuk menyalami maupun saling memberi ucapan selamat di hari bahagia itu.

Baca Juga : Apa Yang Anda Lakukan Saat Lupa Membawa ATM

Tetapi adakah terpikirkan bagi kita dalam persiapan secara jasmani tadi atau materi jika tidak dikalkulasi dengan bijak kita sementara mengeluarkan pemborosan yang sepantasnya itu tidak perlu dilakukan apalagi situasi saat ini ada didalam kondisi pandemi.

Tentu sangat di perlukan untuk merawat ekonomi keluarga agar tetap bertahan diwaktu-waktu yang akan datang tidak hanya memikirkan satu atau dua hari perayaan saja kita masih banyak hari yang akan dilalui sehubungan dengan segalah yang terengut akibat wabah penyakit berbahaya.

Mulai dari hilangnya pekerjaan, penghasilan yang pas-pasan dan semua yang menyangkut untuk bertahan hidup perlu di bijaki sehingga meskipun di tengah merayakan hari sukacita yang besar tidak akan terjadi pemborosan secara masif.

Melakukan penghematan ditengah euforia hari raya memang sangat sulit karena berbagai pilihan keinginan berkecamuk dalam hati seseorang ditambah dengan hasutan pergaulan dengan hadirnya produk-produk baru fashion, seri terbaru smartphone, furniture pernak-pernik natal dan lain sebagainya sehingga menjadikan penghematan sebagai roll model sedikit sulit dilakukan.

Itulah sebabnya kenapa selesai tahun baru seseorang mulai berpacu dengan segalah kesibukan bekerja mencari hingga lembur berhari-hari alasannya harus menutupi biaya yang cukup besar dikeluarkan saat menyambur hari raya keagamaan tadi.

Tidak ada larangan bagi anda untuk mengeluarkan kebutuhan dihari raya tersebut karena itu adalah tanggung jawab sendiri namun alangkah baiknya bila itu dibijaksanai agar tidak akan mendantangkan setres dalam kehidupan maupun pekerjaan anda.

Bila tidak di siasati dengan bijak maka diluar kesadaran kita pemborosan cukup besar telah kita lakukan. Coba kita main hitung-hitungan mulai dari belanja dapur, ngecat rumah, beli sofa, tempat tidur baru, fashion suami istri dan anak-anak, hadiah natal buat keluarga yang ngumpul bahkan pengeluaran lain diluar dugaan bukankah ini fantastik?

Untuk mengatasi agar tidak terjadi pemborosan secara masif dalam merayakan Natal Dan Tahun Baru kali ini, mungkin beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan anda:

1. Atur Porsi Belanja

Kenapa porsi belanja anda perlu diatur, agar supaya diketahui kemana sasaran keuangan yang akan anda keluarkan baik kecil maupun besar sifatnya. sehingga akan terarah seberapa besar uang yang akan kita bawa untuk berbelanja. Jangan memaksakan besaran rupiah melebihi dari porsi yang sudah dibuat tadi sebab jika itu dilangkahi maka semua tidak akan terukur dan tetap buncit porsinya.

Contohnya dalam porsi belanja dapur misalnya yang sudah anda atur mengeluarkan Rp 800.000 anda jangan menambahnya hingga Rp 1000.000 atau lebih itu namanya mubasir apa yang direncanakan.

2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Dua hal ini sudah beberapa kali saya tulis diberbagai kesempatan dalam tips mengolah keuangan yang baik karena kalau anda tidak bijak memetahkan mana kebutuhan dan keinginan maka sama halnya melakukan pemborosan meskipun anda punya finansial lumayan.

Seperti contoh, saat ini anda punya pernak pernik hiasan Natal yang masih cukup baik tetapi tidak sengaja anda browsing di internet menemukan perhiasan natal yang jauh lebih menarik dan elegan di jual salah satu online shop dan anda tertarik untuk membelinya inilah namanya “keinginan” padahal ada yang masih bisa di pakai.

Belanjalah sesuai kebutuhan apa adanya kalau menyangkut fashion bila lemari anda sudah tidak mampu menampung pakaian tidak ada salahnya belanja fashion tahun ini ditangguhkan, sambil melihat mana yang bisa anda bagikan kepada mereka yang bisa anda bantu.

3. Pisahkan Ang Pao dan Persepuluhan

Kalau masa kami dulu kanak-kanak tidak mengenal namanya ang pao tetapi atas perkembangan zaman ang pao sudah menjadi bagian dalam merayakan Natal ini seperti diadopsi dari budaya Tiongkok namun tidak masalah yang penting disini anda sudah atur siapa-siapa saja yang akan anda beri hadiah ang pao tersebut mulai dari keluarga anda maupun tetangga dan biasanya ini hanya di untukan bagi anak-anak.

Persembahan persepuluhan perlu juga di persiapkan meski anda sibuk mengatur belanja makanan dan minuman atau lainnya uang untuk dibawa ke gereja sudah aman tersimpan bukan dari sisa belanja anda.

4. Buka Hati Penuh Damai 

Ketiga poin diatas sudah anda persiapkan namun sudahkah penuh kedamaian anda merayakan hari sukacita bersama keluarga anda? sebab seseorang dengan penuh hati yang damai membuka diri untuk berdamai dengan sesama disanalah makna perayaan sesungguhnya dimana Tuhan yang ia sembah senang melihat umatnya seperti itu.

Dan akan terlintas bagi diri anda bahwa tidak ada artinya pemborosan dilakukan kalau yang dicari adalah kedamaian. 

Kesimpulannya sudahi pemborosan saat merayakan natal dan tahun baru, ini bukan melarang pengeluaran anda tetapi lebih kepada bagaimana anda melakukan ketahanan ekonomi secara kecil-kecilan di tengah keluarga anda untuk menjalani tahun yang baru. penulis Deny Sondoh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *