Bidikdotcom Meroketnya harga kopra jelang Pemilu 9 Desember 2020 membuat para petani cukup senang dengan harga beli kopra saat ini yang tembus Rp 10.000/Kg. Dibanding bulan-bulan sebelumnya hanya di kisaran Rp 7000-8000 namun kali ini petani khususnya penggarap kelapa merasa sangat di perhatikan pemerintah.
Di Kota Bitung sendiri dari hasil pengecekan saya pada kemarin 01/12/2020 harganya ada yang berbeda tetapi tidak signifikan. Dari beberapa pembeli ada yang Rp 1.200.000 tetapi juga ada yang Rp 1.250.000/100Kg.
Sedangkan pembeli dari kisaran Pulau Lembeh mematok harga Rp 1.100.000/100 Kg. Harga yang ditunggu-tunggu masyarakat Kota Bitung apalagi di tengah pandemi Covid-19 sehingga para petani kelapa berharap bahwa harga ini tetap bertahan hingga tahun-tahun mendatang termasuk 2021.
Tetapi ada beberapa spekulasi di tengah masyarakat seputar harga kopra yang tembus Rp 1 Juta/Kg
Dimana kenaikan ini ditenggarai karena Pemilukada 9 Desember mendatang sehingga jika selesai Pemilu kemungkinan juga harga kopra ini akan kembali kepada harga normalnya.
Namun ada juga menganggap bahwa ini merupakan permainan bisnis dari para penampung kopra di Sulawesi Utara memakai moment Pilkada untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Bagi sebagian masyarakat apapun spekulasi tersebut yang penting saat ini harga kopra benar-benar mengangkat ekonomi warga yang selama ini mereka tunggu apalagi jelang perayaan Natal Yesus Kristus dan menyambut tahun baru.
Tentu ini sebuah energi bagi para pekerja kelapa untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di bulan Desember sehubungan dengan hari raya besar kaum Kristiani.
Menjadi polemik memang bagi petani kopra terhadap harga yang kadang menyedihkan tetapi juga pada waktu tertentu harganya cukup bersahabat dengan para petani.
Memang bila kita lihat beberapa moment pemilihan umum di Indonesia yang selama ini berjalan, ada beberapa komoditi pertanian harganya sering melonjak signifikan naiknya termasuk kopra.
Namun ada juga faktor lain seperti buah kelapa benar-benar sangat berkurang pasca musim kemarau panjang dan ini merupakan hal alami dirasakan oleh para petani. dan sering dihubungkan dengan kenaikan harga kopra.
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di Bitung merupakan pertarungan para petani juga apakah harga kopra akan tetap berjaya hingga akhir tahun ataukah akan mandek pada 9 Desember mendatang.
Segalah spekulasi diatas hanya mereka sebagai pebisnislah yang tahu karena subjek pemberi harga sedangkan pemerintah adalah objek utama pemberi jalan bagi penetapan harga.
Mau tanggal sebelum dan sesudah pemilihan kepala daerah, yang merasakan adalah masyarakat sendiri, yang penting semangat bekerja dan secepatnya di selesaikan pengolahan kelapa tersebut sehingga harga yang di patok hari ini benar-benar di nikmati dengan sukacita. (ds)