Daerah  

Tak Beroperasinya Kapal Feri Ruko-Lembeh, Akibatkan Aktivitas Ekonomi Terhambat

 

KMP Tude satu-satunya penyeberangan Ruko-Lembeh Foto : bidikdot

Bidikdotcom Transportasi penyeberangan kapal Feri Ruko-Lembeh kembali tidak beraktivitas sejak demo mogok kerja oleh karyawannya pada Desember 2020 kemarin atas kesejahteraan yang belum terpenuhi oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan.

PT ASDP Feri (PERSERO) lewat KMP Tude merupakan satu-satunya transportasi selat Lembeh yang melayani bongkar muat barang baik material bangunan maupun hasil pertanian dari Bitung dan sekitarnya maupun dari Pulau Lembeh sendiri.

Baca Juga : Google Akan Hapus Konten Email Tidak Aktif Selama Dua Tahun

Akibat kembali tidak beroperasi transportasi ini semua kegiatan akitvitas perekonomian yang  menghubungkan dua tempat daratan dan kepulauan tersebut lumpuh total.masyarakat harus menunggu hingga waktu yang tidak ditentukan beroperasinya trasport laut itu.

Sangat diakui bahwa armada Feri ini dibutuhkan oleh masyarakat khususnya lagi dari Pulau Lembeh yang hendak membawa hasil panen kopra mereka maupun aktivitas ekonomi lainnya.

Dalam kondisi alam seperti ini  seharusnya pemerintah dapat mengoperasikan trasportasi berukuran besar itu, yang bisa menjawab keluhan warga karena ada yang takut naik taksi perahu.

Bukan hanya itu beberapa kelompok masyarakat yang akan membawa bantuan korban bencana banjir dan tanah longsor di Manado mengeluhkan tidak adanya kapal Feri yang beroperasi. Seharusnya bantuan yang diantar tersebut langsung dengan mobil  tapi kali ini bantuan-bantuan itu harus dibongkar kembali dan dimuat dalam perahu taksi.

Salah satu Jemaat Gmim pada Selasa 26/1/2021 akan mengantarkan bantuan mereka dengan mobil yang sudah diatur dengan baik muatannya namun karena tidak ada kapal Feri akhirnya barang-barang tersebut dibongkar ulang dan dimuat dalam perahu.

Sedikit menyedihkan memang tapi harus bagaimana lagi bantuan tetap diantar hari itu, ungkap seorang warga yang ikut dalam rombingan membawa bantuan tersebut.

Saya coba bertanya kepada salah satu pegawai perhubungan kebetulan sedang bertugas mengatur perahu taksi Papusungan yang masuk keluar jalur hari itu, namun bersangkutan tidak tahu alasan tidak beroperasinya kapal Feri itu.

Sering menjadi polemik bagi masyarakat Pulau Lembeh bila transportasi Feri ini tidak beroperasi karena sangat mengganggu kegiatan perekonomian.

Tidak hanya itu cuaca ekstrim yang beberapa hari ini terlihat di laut  selat Lembeh baik ombak maupun arus bahkan angin kencang memberi rasa kawatir bagi para penyeberang yang menggunakan perahu taksi apalagi perahunya ada yang kecil.

Baca Juga : Akibat Banjir Melanda Manado Ribuan Rumah Terendam Termasuk Rumah Ibadah

Harapan masyarakat kedepan kapal Feri ini akan beroperasi secar terus menerus kecuali akan melakukan service kapal lewat docking, sehingga kegiatan ekonomi dapat terus berputar meski ditengah pandemi.(denis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *