Galatia 5 : 1 – 15
Surat Paulus kepada jemaat di Galatia merupakan tulisan yang bisa dibilang keras tetapi bukan berarti tulisan yang meluapkan emosi atas dasar kemarahan terhadap sesuatu permasalahan.tapi justru klaim terhadap sebuah etika kekristenan yang hendak diingatkan pada jemaat
Umat manusia perlu merenungi dan menghayati kemerdekaan yang telah diberikan Kristus agar tidak diperhamba dosa lagi. alamat pemberitaan rrasul diuntukan bagi jemaat mula-mula agar melihat pengorbanan anak Allah sebagai bentuk kasih sayangNya sehingga umat tidak dijerat dengan dosa turunan.
Paulus mengkritisi pergolakan pelayanan yang ada di Galatia terhadap orang-orang yang mendebatkan tentang firman tetapi justru tidak melaksanakan kehendak firman itu,
Itulah dasar kritikan Paulus kepada pengacau-pengacau sebagaimana yang disampaikan oleh kitab injil ini sebagai “ragi” yang nantinya bisa mempengaruhi keberimanan umat yang ada di Galatia.
Rasul Paulus hendak meluruskan kepercayaan jemaat yang mulai disusupi oleh pengajar-pengajar palsu sebagai alasan agar jemaat tidak di giring pada pemahaman sesat akibat pemberitaan tidak benar.
Rasul Paulus dengan pernyataan tegasnya menyampaikan sebagaimana dalam kutipan ayat 5 “Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.” dimaksudkan rasul Paulus disini oleh Roh adalah Roh Kudus yang menyempurnahkan karya keselamatan dari Bapa.
Bukan dari anggapan kebudayaan turun temurun memiliki aturan hakiki seakan-akan itu adalah sudah menjadi aktivitas final dari perjalanan keagamaan umat.
Paulus ingin menegaskan bahwa memelihara adat istiadat/budaya hukum taurat yakni sunat, bukanlah sebuah kesalahan tetapi jangan menjadikan itu sebuah kopensasi puncak yang pada akhirnya keyakinan Yesus Kristus dalam iman kepercayaan umat makin hilang, ini berbahaya!
Paling utama umat menyadari dan melakukan dalan keseharian hidup adalah pengakuan terhadap kebenaran iman yang menyelamatkan yaitu kemerdekaan yang membebaskan dilakukan oleh Yesus Kristus jangan sampai diabaikan hanya oleh karena sebuah kebiasaan adat serta budaya tadi.
Untuk menjaga agar tidak terciptanya dinding pemisah terhadap ajaran dan keyakinan pada Kristus dari pemahaman iman yang salah, maka firman Tuhan akan menjadi penuntun sejati bagi umat dan selalu untuk dilakukan dalam nilai tutur kata maupun tindakan.
Sebab Allah telah mendemonstrasikan KasihNYA pada umat lewat pengorbanan anak domba Paskah yaitu Yesus Kristus sehingga umat dilepaskan dari belenggu dosa dan menerima kemerdekaan sesungguhnya sebagai anugerah dari pencipta untuk ciptaanNya.
Maka selayaknya umat pun mendemonstrasikan nilai kemerdekaan Kristus tersebut, bukan sebaliknya menampilkan perbantahan yang pada akhirnya disesatkan dengan intelektual yang gelap.
Kristus memang telah memerdekakan kita dan memberi kebebasan,tetapi bukan berarti kita bebas sebebas-bebasnya menurut kemauan kita,tapi justru kita merdeka,bebas “terikat” bersama DIA yang berkuasa bagi dunia dan manusia sehingga hanya Firman Tuhan menjadi landasan umat untuk hidup menembus dinding penyekat dari pemeliharaan istiadat yang keliru.
Budaya kasih terhadap penginjilan masih menjadi sorotan hangat bagi sekeliling kita,
Ketika kita melakukan penginjilan apapun alasanya, KASIH itu akan menjadi landasan disaat kita melakukan kehendak Tuhan sehingga terciptalah keadilan yang menurut Tuhan bukan ukuran manusia