Religi  

SMSI Gmim 2021 Angkat Isu Revisi Tata Gereja Menuai Penolakan

 

Baliho penolakan revisi TG Gmim 

Bidikdotcom Badan Pekerja Majelis Sinode Gmim akan melaksanakan Sidang Istimewah 2021 pada bulan Maret mendatang. Sidang melibatkan ketua-ketua jemaat, ketua-ketua wilayah se-GMIM itu dan anggota BPMS 

akan membahas berbagai rencana kerja pelayanan di tahun 2021 

diantaranya seputar pemilihan pelayan khusus mulai dari aras jemaaat hingga sinode tahun 2022 sebagaimana dalam Jadwal Pemilihan yang telah beredar sejak Jumat 12/2/2021.

Salah satu agenda dalam sidang nanti akan membahas perubahan Tata Gereja Gmim dalam hal Periodisasi Keanggotaan BPMS

Ini bukan lagi sebuah rahasia dalam pelayanan gereja dengan keanggotaan terbanyak di Sulawesi Utara tetapi telah disampaikan oleh Ketua-Ketua Wilayah dalam Sidang Majelis Wilayah bulan Februari ini.

Dimana akan diganti masa jabatan anggota BPMS dari dua periode menjadi tiga periode, alasan ini berkenan dengan kepemimpinan Ketua Sinode sekarang yang dianggap berhasil membangun hubungan dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Sehingga menjaga nilai dan usaha ini agar jaringan kerja pelayanan gereja tetap sinergitasnya terjaga dalam hubungan dimaksud, 

maka mencuatlah ide untuk memberikan peluang bagi pimpinan Sinode sekarang periodisasinya ditambah.

Rencana revisi Tata Gereja ini pun berbuntut pada penolakan beberapa warga Jemaat yang menilai bahwa perubahan tersebut sarat dengan muatan kepentingan.

Meskipun SMSI nanti akan dilaksanakan bulan Maret mendatang tetapi pemberitaannya cukup viral sejak kemarin 17/2/2021 lewat aksi penolakan yang tertulis dalam baliho terpajang dibeberapa sudut jalan Manado-Bitung.

Aksi yang dinamai Gerakan Peduli Gmim (GPG) berpandangan bahwa, 

para petinggi Gereja ini terkesan lebih terarah pada kepentingan duniawi kedudukan dan kekuasaan bukan sebaliknya menghadirkan terang kasih Kristus dalam jemaat. 

Hingga informasi ini diterbitkan belum ada tanggapan dari pihak BPMS menyikapi penolakan sebagaimana tulisan di banner tersebut.

Dalam postingan di sosial media menyikapi penolakan itu beberapa netizen mempertanyakan kredibel pemimpin Gereja sebagai hamba Tuhan sebaliknya ada juga yang membela dengan komentar bahwa tidak ada yang salah dilakukan oleh para pemimpin Gereja ini.

Tetapi seharus baliho tersebut bertuliskan menolak revisi TG bukan menolak SMSI sehingga mereka yang membacanya tidak digiring pada pemahaman yang keliru terhadap kerja pelayanan di gereja yang telah terbangun sejak ratusan tahun silam.(denys)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *