Bidikdotcom – Opini Ungkapan yang tidak lumrah mengatakan seperti ini “Uang bukan segalah-galanya”, tetapi dengan uang “Orang bisa melakukan segalahnya pernyataan kuno ini masih menjadi bagian dari aktivitas manusia modern ini.
Tanpa uang orang tidak dapat memenuhi keinginannya mulai dari urusan dalam rumah, hingga luar rumah, belanja, traveling dan lain sebagainya melibatkan uang untuk menjalankan aktivitas tersebut.
Uang tidak dikenal sebagai alat pembayaran sah saja dari sebuah negara yang berkutat penuh terhadap roda perekonomian tetapi lebih dari pada itu uang sebuah manivestasi nyata dalam perilaku setiap kebutuhan yang terjadi dalam sendi kehidupan masyarakat global.
Peranan uang dalam perekonomian masyarakat sebagai gerakan yang tak terpisahkan dengan perilaku dan cara bersosial manusia dengan lingkungannya.
Itulah sebabnya kenapa uang menjadi sentral gerakan dari sebuah aktivitas ekonomi karena dengan uanglah peradaban sebuah negara terwujud bahkan sampai pada kelompok terkecil dapat mencapai kesuburan dan kejayaannya karena uang.
Lantas Bagaimana Pandangan Kita Terhadap Uang
Uang mencerminkan sebuah nilai kesejahteraan batiniah yang dalam konsep ekonomi sebagai nilai tukar dominan antar barang maupun jasa dalam rangka melengkapi kebutuhan satu sama lainnya sehingga terciptalah namanya sejahtera tadi.
Orang bisa berpandangan miring maupun elegan terhadap penggunaan uang sebagai harta dunia dalam memberi rasa puas yang tak pernah terpuaskan.
Sehingga muncul literasi konsep uang dalam pengertiannya dari berbagai sudut pandang, mulai dari Agama, Sosial maupun Budaya serta lainnya.
Uang dapat menjadikan seseorang bisa kaya raya, sukses dan menuai kejayaan, tetapi sebaliknya juga uang dapat membinasakan seseorang mulai dari mendantangkan kematian hingga pada dijebloskannya seseorang dalam penjara.
Di Indonesia sendiri ada dua jenis uang yang beredar hingga hari ini. yang pertama berjenis pecahan kertas dengan nilai Rp 1000, 2000, 5000. 10.000, 20.000, 50.000, 75.000 (khusus hut RI ke-75) dan 100.000.
Sedangkan berjenis pecahan logam memiliki nilai Rp 50, 100, 200, 500 dan 1000
Masyarakat Indonesia bila di tanyakan siapa yang ingin memiliki uang yang banyak mungkin dari 10 orang, 7 diantaranya akan menjawab pasti ingin punya uang banyak.
Lepas dari konsep pandangan sederhana ini, naluri manusia pasti ingin punya uang meskipun dari segi mendapatkannya sangat relatif karena pastinya tidak semua bisa mendapatkan sesuai dengan yang diucapkan.
Telah disentil tadi bahwa uang bisa mengsejahterakan dan membinasakan. tentu pandangan ini tergantung pada seseorang yang menjalankannya melihat seperti apa uang yang dimilikinya mendantangkan kesejahteraan bagi dirinya serta orang lain ataukah tidak.
Sebab banyak orang salah menilai pengertian uang dari segi penggunaannya padahal fungsi uang memiliki kegunaan lebih dari fungsinya sebagai nilai tukar. Jika uang dipandang dari segi penggunaannya mendatangkan kesejahteraan baik pribadi maupun banyak orang disinilah kedudukan uang sebagai alat pemberi kesejahteraan.
Sebaliknya jika uang digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan seperti korupsi, persengkongkolan, manipulasi sogok serta kejahatan lainnya maka nilai dan fungsi uang mendantangkan kesejahteraan pasti hilang.
Dari catatan sederhana ini tentang uang kesimpulan saya
Pertama, bahwa uang tidak sebatas berfungsi sebagai nilai tukar saja tetapi lebih dari pada itu mendantangkan kesejahteraan bagi kehidupan banyak orang.
Kedua, Uang bukan saja sebagai alat pemersatu bangsa tetapi lebih dari pada itu dapat membangun toleransi antar sesama umat.
Ketiga, Uang tidak sekedar menjadikan seseorang kaya, maksudnya bukan memperkaya diri sendiri tetapi juga uang memberi kekayaan naluriah bagi seseorang yang terbantukan dengan pemberian uang karena beban dari segi ekonominya bisa diringankan.
deny/bdc